Just another free Blogger theme

21 November 2021

 


Nama ku lukman tinggal di bogor. Diusia yang sudah tidak bisa dikatakan muda ini terpaksa harus menerima kepahitan dalam hidup. Sekian lama bekerja dan mengabdikan diri di sebuah pekerjaan/kantor harus mengalami phk. Sempat mengalami frustasi tapi akhirnya aku tersadar aku harus bekerja, harus terus memberikan nafkah untuk anak istri.
Kemudian aku mencoba kembali melamar kerja ke sana sini, menghubungi teman teman dahulu waktu kuliah atau teman teman kenalan untuk mencari lowongan kerja dan alhamdulillah 2 minggu selepas aku di phk aku sudah kembali bekerja, ya walapun harus kembali ke nol menjadi pegawai biasa.
Terdesak dengan kebutuhan sehari hari, dimana aku tahu, ketika aku bekerja tidak langsung menerima gaji aku berinisiatif untuk mencari pekerjaan sampingan untuk kebutuhan dapur. Ojol, ya ojol. Itu yang ada dibenakku pada saat itu. Bermodalkan SIM C, SKCK dan HP yang aku miliki sekarang aku coba daftar secara online ke sebuah platform ojol yang menurut aku mudah sekali mendaftarnya.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, pagi aku mendaftar online, sore aku pun sudah mendapatkan notifikasi bahwa aku diterima menjadi ojol di aplikasi itu. Dan mulai lah aku dengan kerja sampingan ku itu untuk memulai menjadi driver ojol.
Seminggu dua minggu ku lewati hari dengan bekerja dan menjadi ojol. Kadang selepas subuh aku keluar walau sekedar 1-2 penumpang aku dapat kemudian aku kerja atau bahkan sepulang kerja sekitar jam 4 sore sampai malam hari aku kembali menjadi ojol.
Semua nya berjalan lancar dan alhamdulillah walaupun tidak banyak, tapi setiap hari pasti aku dapat tumpangan dan itu bisa sedikitnya menutupi kebutuhan dapur istriku.
Entah kenapa, hari ini terasa capek sekali. Tidak seperti biasanya sepulang aku kerja aku putuskan untuk pulang ke rumah dan beristirahat. Pikirku, akh nanti aja selepas sholat isya baru aku ngebit karena aku ingin pulang dan sedikit melepas capekku. Istri yang pada saat itu pun bertanya, “tumben pulang dulu, biasanya langsung narik?”.  Aku yang pada saat itu benar benar merasa capek, hanya menjawab “capek, pengen istirahat dulu”. Lalu aku rebahkan badanku.
Pukul 20.00, setelah aku merasa badanku aga enakkan, aku mulai bersiap siap untuk ngebit. Ku pakai jaketku dan semua atribut nya dan tak lupa aku klik tombol nyalakan di aplikasinya.
Motor baru aku nyalakan tiba tiba bunyi di hp ku sebagai tanda notifikasi bahwa aku mendapatkan penumpang. Segera aku ambil hp ku dan terteralah bahwa aku mendapatkan orderan untuk mengantarkan makanan dari seorang custumer “IM*S”, dan dikolom chatnya terdapat notifikasi “mas, tolong antarkan makanan ini untuk keluarga saya ya, saya gantung di pagar rumah ya karena saya mau berangkat, alamat pengirimannya sudah sesuai titik kok”. Karena pembayarannya cash Lalu akupun  membalas chatnya, “oh iya kak, berarti bayarnya nanti di titik pengiriman ya?”. Berharap menunggu balasan chat nya tapi tak kunjung tiba. Tak mau bersuudzon dan berpikir macam macam, aku segera bergegas mendatangi titik penjemputan orderan tersebut.
Komplek I** Jl. Ar**** Blok ** No. **. Oh iya ini alamat nya, pikirku dan aku langsung mencari no rumah yang tertera di aplikasi karena pada saat itu tidak ada yang bisa aku tanya karena sama sekali tidak ada security/penjaga komplek. Tidak lama aku masuk ke dalam komplek tersebut dan menemukan alamat nya. Berdiri di depan rumahnya, kemudian aku buka aplikasi untuk memastikan alamatnya, “ya benar, ini alamatnya”. Tapi ada keanehan pada saat itu, rumah 2 lantai yang besar itu seolah tidak menunjukkan tanda tanda kehidupan, lampu depan rumah mati dan aku perhatikan bahwa tidak ada lampu yang nyala di dalam rumahnya seolah rumah itu benar benar tidak ada penghuninya. Akan tetapi ketika aku melihat gerbangnya, ternyata memang ada sebuah bungkusan yang terbungkus kantong plastik hitam. Tanpa berpikir panjang, aku ambil bungkusan itu untuk segera aku antarkan ke titik pengiriman.
Aku gantungkan bungkusan tersebut ke motor dan langsung aku nyalakan motor ku dan bergegas ke titik pengiriman. Begitu aku mau keluar dari komplek tersebut, di pos satpam yang tadi aku masuk tidak ada siapa siapa, kini sudah ada seorang laki laki kemudian menegurku “dari mana mas?” “dari Blok ** No. ** pak. Ambil orderan buat diantarkan ke keluarganya.” Sahutku. Laki laki itu mengerling kan keningnya dan berkata lagi “dari mana?”. “Blok ** No. ** pak.” Jawabku. Aku yang saat itu berpikir khawatir kelamaan langsung aku bilang, “mari pak!” dan langsung menancap gas menuju titik pengiriman.
Sekitar 45 menit perjalanan tibalah aku ke sebuah perumahan dimana titik pengiriman itu sesuai yang tertera dalam aplikasi. Memang, ketika aku masuk ke perumahan itu harus melewati kebun dan perkampungan warga yang minim penerangan pada malam hari, tapi ketika masuk ke gerbang perumahannya ternyata sudah banyak rumah warga perumahan. Aku lewati pos penjaganya dan hanya tersenyum ketika mereka yang ada di pos tersebut sedang asyik bermain catur. Tak jauh dari pos tersebut aku berhentikan motor dan kembali membuka aplikasinya untuk memastikan dimana posisi tepat nya titik pengiriman.
Bermodal kan gps yang ada di aplikasi aku diarahkan ke sebuah rumah yang gelap tanpa ada penerangan sedikitpun. Hampir sama dengan rumah titik pemjemputan orderan, rumah yang seolah tidak ada kehidupan, sepi dan mencekam. Disinilah hal yang mistis aku alami, ketika aku matikan motorku berdiri di depan pagar rumah dengan memegang bungkusan orderan, dalam keadaan rumah yang gelap tiba tiba muncullah seorang perempuan dengan rambut terurai dan baju putih berdiri didepan pintu rumah dengan muka yang pucat pasi tersenyum kecut dan benar benar menatapku dan sambil lirih dia bilang “siniii” sambil melambaikan tangannya. Aku yang pada saat itu tidak bisa berkata-kata, hanya diam terpaku. Dan yang paling membuat ku shock adalah dari depan pintu itu dia berjalan, bukan berjalan tepatnya adalah melayang mendekatiku. Pas hampir dekat, kemudian aku tersadar. Tanpa berpikir panjang, aku lemparkan bungkusan itu dan langsung berlari ke arah motor ku dan menyalakan motorku. Saking paniknya, dan motor yang tiba tiba tidak bisa menyala, aku ambil langkah seribu mendorong motorku.
Entah berapa jauh aku mendorong motorku dan sudah ada didepan pos satpam dari perumahan itu, sambil terengah engah aku hentikan dan beristirahat. 4 orang penjaga yang sedang asyik bermain catur itu kaget melihatku karena terlihat seperti ketakutan dan menghampiriku. Diajaknya lah aku ke pos itu dan diberikan sebuah air mineral agar aku agak sedikit tenang.
Setelah aku rada tenang, aku mulai menceritakan kepada mereka apa yang aku alami dari awal orderan yang aku dapat dan mereka seolah tidak kaget dengan ceritaku. Kemudian salah seorang dari mereka bilang, “mas bukan yang pertama yang ngalamin ini”. Kemudian mereka menceritakan apa saja yang sudah dialami oleh para ojol di rumah yang sama dan konon katanya, sebelum perumahan ini dibangun, rumah itu dulunya adalah pemakaman warga yang dibeli oleh pihak developer untuk pelebaran perumahan tersebut.
Setelah mendengar semua penjelasan dari satpam tersebut dan kiranya badanku yang sudah lumayan enak, aku ijin kepada mereka untuk pamit pulang. Dan setelah kejadian itu aku langsung pulang ke rumah. Semua yang kualami tidak aku ceritakan kepada istriku karena aku tahu, istriku akan lebih panik dan nantinya tidak akan mengijinkan ku lagi untuk ngebit malam hari.
 
Kejadian ini benar benar aku alami, nama dan alamat sengaja aku samarkan untuk menghindari fitnah.
Semoga dapat mengambil hikmah dari cerita yang aku sampaikan ini.
Sampai sekarang aku masih menjalani profesi sampingan ku ini walau sekarang aku lebih berhati hati dalam mengambil orderan.
 
Terima kasih

Categories:


Blog khusus cerita seram yang diangkat dari kisah nyata azzamulilmi01@gmail.com

0 comments:

Post a Comment